|
 |
Awal RBM? |
 |
Diposting oleh : master ,Hari: Kamis, 2017 - 14:51:14 WIB, Kategori: BERITA LAINNYA
- Dibaca: 2682 kali

Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) terpanggil untuk memulai pelayanan kepada penyandang disabilitas. Melalui Departemen Pelayanan (pada waktu itu Pdt. Arihta Girsang sebagai Kadep) memanggil Pdt. Edi Jasin Saragih agar merintis pelayanan ini. Kemudian GKPS mengutus Keluarga Pdt. Edi Jasin Saragih (Istri dan Anak) untuk mengikuti pelatihan penangan anak berkebutuhan khusus di Yayasan Bhakti Luhur - Malang pada tanggal, 3 Maret s/d 3 Mei 2014.
Kemudian diadakanlah obsevasi di beberapa tempat yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebagai persiapan pendirian pelayanan ABK oleh GKPS. Bersama dengan beberapa orang pendeta yang memiliki ABK (Pdt Bonatua Sinaga, Pdt. Erni Purba, Pdt. Grubert Saragih, Pdt. Enita Silalahi) mempersiapkan launching pelayanan ABK. Pelayanan ini adalah salah satu unit pelayanan GKPS di Departemen Pelayanan.
Pada tanggal, 28 Mei 2015 bertempat di GKPS Pematang Raya 1903 diadakan launching Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus dengan nama: MONGGOR (harapan). Mulailah dibentuk POKJA ABK dengan mengidentifikasi ABK di Siantar-Simalungun. Seiring dengan perkembangan waktu dan bersama-sama dengan Yayasan Alpha Omega GBKP Kabanjahe Panti Karya Hephata, ikut mendukung pelayanan ABK di GKPS dengan strategi Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) GKPS. Pendekatan dengan strategi RBM ternyata lebih banyak menyentuh para penyandang disabilitas terutama yang ada di desa-desa dengan bantuan para relawan dan Petugas lapangan RBM GKPS.
BERITA TERKAIT
|
|